-
Geguritan Bab Susahe Wong Kubur
Susahe Wong Kubur Susahe wong ana kubur Kaya wong kang kejegur Lamun ora oleh pitulung Saking dzat Kang Maha Agung Ora wurung aku iki Sido kepahung-pahung Aja siro dha semaya Nggone eling marang aku Semayaku nggonku eling Nek wis cukup bebutuhku Lumrahe para manungsa Ora gelem ngrasa cukup Lamun durung siro iku Omah ana ing cungkup Aduh Gusti kula sanget Nyuwunipun pangapunten Bok menawi aboten paring Kulo nyuwun dateng sinten Saha malih kula nyuwun Ing Agunge Pengasihan Supadosa manah kula Weget bingah kanti ringan Hai para sederek kula Mugi-mugi hanampiya Punapa atur kula Sampun ngantos paring duka
-
Geguritan Jawa Pitutur Dateng Sederek
Pitutur Dateng Sederek Dherek jaler, dherek isteri Sampun ngantos sami mungkur Dateng napa wontenipun Ingkang sampun kula matur Wonteniun anggen kulo Angaturi ing pitutur Wonten Qur’an wonten Hadist Wonten kitab kang misuwur Kulo matur sewu nuwun Dateng para derek kulo Ingkang sami merlehaken Mirengaken atur kula Hai para derek kula Mugi-mugi hanampiyo Atur kula kanti seneng Sampun ngantos paring duka
-
Arti Perbahasa Tertangguk pada Ikan Sama Menguntungkan, Tertanggung pada Rangsang Sama Mengiraikan
Tertangguk pada Ikan Sama Menguntungkan, Tertanggung pada Rangsang Sama Mengiraikan Arti Perbahasa “Tertangguk pada Ikan Sama Menguntungkan, Tertanggung pada Rangsang Sama Mengiraikan” adalah suka dan duka dijalani bersama. Keuntungan yang didapatkan dinikmati bersama-sama, kesusahan yang dialami diatasi bersama-sama juga.
-
Puisi Karya Sapardi Djoko Damono – Gerimis Jatuh
Gerimis Jatuh Gerimis jatuh kau dengar suara di pintu Bayang-bayang angin berdiri di depanmu Tak usah kauucapkan apa-apa; seribu kata Menjelma malam, tak ada yang di sana Tak usah; kata membeku, Detik meruncing di ujung sepi itu Menggelincir jatuh Waktu kau tutup pintu. Belum teduh dukamu.
-
Puisi Chairil Anwar Nisan
Nisan Untuk nenekanda, Bukan kematian benar menusuk kalbu Keridlaanmu menerima segala tiba Tak kutahu setinggi itu atas debu dan duka maha tuan bertakhta.
-
Arti Peribahasa Air Diminum Rasa Duri, Nasi Dimakan Rasa Sekam
Air Diminum Rasa Duri, Nasi Dimakan Rasa Sekam Arti Peribahasa “Air Diminum Rasa Duri, Nasi Dimakan Rasa Sekam” adalah seseorang yang terlalu bersedih / berduka, maka tidak enak makan dan minum.
-
Puisi Chairil Anwar Suara Malam
Suara Malam Dunia badai dan topan Manusia mengingatkan “Kebakaran di Hutan”* Jadi ke mana Untuk damai dan reda? Mati. Barang kali ini diam kaku saja Dengan ketenangan selama bersatu Mengatasi suka dan duka Kekebalan terhadap debu dan nafsu. Berbaring tak sedar Seperti kapal pecah di dasar lautan Jemu dipukul ombak besar. Atau ini. Peleburan dalam Tiada dan sekali akan menghadap cahaya. Ya Allah! Badanku terbakar – segala samar. Aku sudah melewati batas. Kembali? Pintu tertutup dengan keras.
-
Arti Peribahasa Adat Pasang Berturun Naik
Adat Pasang Berturun Naik Arti Peribahasa “Adat Pasang Berturun Naik” adalah perjalanan hidup manusia senantiasa silih berganti: kadang turun, kadang naik kadang senang, kadang sedih kadang suka, kadang duka kadang untung, kadang rugi