-
Terlalu Banyak Persepsi Diklaim Sebagai Esensi, Mari Saling Mengenal Agar Kita Memahami Perbedaan Juga Kehendak Tuhan
Terlalu banyak persepsi diklaim sebagai esensi. Mari saling mengenal. Agar kita memahami perbedaan juga kehendak Tuhan. Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan berbekal akal pikiran untuk membantu melaksanakan dharmanya dalam kehidupan. Sang insan melewati jalan itu dengan pengalaman, informasi dan hikmah yang dipetik dari kisah hidupnya masing-masing. Perjalanan itu tidaklah sama, sehingga buah akal dan pemikirannya sangat dipengaruhi ruang, waktu dan lingkungan sosialnya. Menjadi keras / halus, kasar / lembut, kuat / lemah, cerdas / tolol adalah pilihan dari tempaan hidup dan karma yang dialaminya. Otak akan memprosesnya menjadi sebuah pengalaman kausalitas (sebab – akibat) untuk didefinisikan sebagai pemahaman mengenal algoritma semesta. Di ruang sosial itu, tiap individu akan menjalankan…
-
Sanggar Waringin – Sering Disalahpahami Namun Selalu Memberi Manfaat
Pohon beringin, menyimpan 1001 cerita misteri di dalamnya. Sering dikonotasikan sebagai sarang demit, gendruwo, kuntilanak, hingga menjadi istana lelembut. Namun, apakah sobat maestro mengetahui apa saja manfaatnya? Mari kita simak penjelasannya… Pohon beringin menghasilkan Oksigen (O2) yang bermanfaat untuk pernafasan manusia dan makhluk lainnya. Memberi keteduhan dari teriknya matahari, menjaga kontur tanah sehingga terhindar dari longsor, juga menyerap air dalam tanah untuk dapat dimanfaatkan memenuhi kebutuhan manusia. Tak heran sering dijumpai sumber mata air (sendang) diantara rimbunnya pohon beringin. Energi murni dari alam ini selalu menjadi magnet makhluk apapun yang membutuhkan sumber kehidupan, bahkan mungkin dari bangsa lain. Begitu pula seseorang dengan perwatakan sanggar waringin, sering disalahpahami karena perawakannya dianggap…
-
Arti Peribahasa Bagai Mentimun dengan Durian
Bagai Mentimun dengan Durian Arti Peribahasa “Bagai Mentimun dengan Durian” adalah orang yang lemah / miskin melawan orang kaya / kuat.