-
Puisi Karya Sapardi Djoko Damono – Kuhentikan Hujan
Kuhentikan Hujan Kuhentikan hujan Kini matahari merindukanku, mengangkat kabut pagi perlahan Ada yang berdenyut dalam diriku Menembus tanah basah Dendam yang dihamilkan hujan Dan cahaya matahari Tak bisa kutolak Matahari memaksaku menciptakan bunga-bunga
-
Puisi Chairil Anwar Rumahku
Rumahku Rumahku dari unggun-timbun sajak Kaca jernih dari luar segala nampak Kulari dari gedong lebar halaman Aku tersesat tak dapat jalan Kemah kudirikan ketika senjakala Di pagi terbang entah ke mana Rumahku dari unggun-timbun sajak Di sini aku berbini dan beranak Rasanya lama lagi, tapi datangnya datang Aku tidak lagi meraih petang Biar berleleran kata manis madu Jika menagih yang satu.
-
Puisi Chairil Anwar Hukum
Hukum Saban sore ia lalu depan rumahku Dalam baju tebal abu-abu Seorang jerih memikul. Banyak menangkis pukul. Bungkuk jalannya – Lesu Pucat mukanya – Lesu Orang menyebut satu nama jaya Mengingat kerjanya dan jasa Melecut supaya terus ini padanya Tapi mereka memaling. Ia begitu kurang tenaga Pekik di angkasa: Perwira muda Pagi ini menyinar lain masa Nanti, kau dinanti-dimengerti!
-
Yang Terlelap
Begitulah pengecut yang takut dalam persaingan. Akulah orang bodoh yang tak mau dibodohi. Kubuat kau menyesal telah mempecundangiku. Orang-orang yang telah meremehkanku, bersiap-siaplah…. Kapankah aku bisa tertidur nyenyak? Kapankah aku bisa hidup tanpa dendam? Masihkah kutatap mentari pagi esok dan masih bisa menikmati indahnya bumi? Bumi yang bersih, tanpa kecongkakan … Ku yang akan terlelap, tapi bukan mati.