-
Puisi Karya Sapardi Djoko Damono – Sajak Putih
Sajak Putih Beribu saat dalam kenangan Surut perlahan Kita dengarkan bumi menerima tanpa mengaduh Sewaktu detik pun jatuh Kita dengar bumi yang tua dalam setia Kasih tanpa suara Sewaktu bayang-bayang kita memanjang Mengabur batas ruang Kita pun bisu tersekat dalam pesona Sewaktu ia pun memanggil-manggil Sewaktu Kata membuat kita begitu terpencil Di luar cuaca
-
Arti Peribahasa Daripada Hidup Berputih Mata, Lebih Baik Mati Berputih Tulang
Daripada Hidup Berputih Mata, Lebih Baik Mati Berputih Tulang Arti Peribahasa “Daripada Hidup Berputih Mata, Lebih Baik Mati Berputih Tulang” adalah lebih baik mati daripada menanggung malu.
-
Puisi Karya Sapardi Djoko Damono – Menjenguk Wajah di Kolam
Menjenguk Wajah di Kolam Jangan kau ulang lagi menjenguk wajah yang merasa sia-sia, yang putih yang pasi itu. Jangan sekali-kali membayangkan Wajahmu sebagai rembulan. Ingat, jangan sekali-kali. Jangan. Baik, Tuan.
-
Tejo Kinurung – Berani Membakar Diri Untuk Menerangi Seisi Ruang
Lebih baik menyalakan api daripada mengutuk kegelapan. Begitulah sikap seseorang dengan watak tejo kinurung yang selalu menjadi penerang bagi orang-orang di sekitarnya. Berani untuk membakar diri untuk menerangi tempat dimanapun dia berada. Mengorbankan diri sendiri untuk kebaikan orang lain, selaras dengan dharmanya dalam kehidupan. Namun perlu diingat, elemen api harus mampu mengelola energinya dengan baik karena memiliki potensi untuk membakar obyek lainnya. Jika tidak, segala sesuatu menjadi musnah sia-sia. Elemen inipun dipengaruhi oleh energi angin dan air. Angin yang kencang akan mengobarkan api lebih besar, begitupun api jika tersiram dengan air yang terlalu banyak akan memadamkannya. Pengendalian volume, intonasi dan gaya bicara pun perlu diperhatikan karena salah-salah akan menyakitkan hati…
-
Puisi Chairil Anwar Sia-Sia
Sia-Sia Penghabisan kali itu kau datang Membawaku karangan kembang Mawar merah dan melati putih: Darah dan suci Kau tebarkan depanku Serta pandang yang memastikan: Untukmu. Sudah itu kita sama termangu Saling bertanya: Apakah ini? Cinta? Keduanya tak mengerti. Sehari itu kita bersama. Tak hampir-menghampiri. Ah! Hatiku yang tak mau memberi Mampus kau dikoyak-koyak sepi.
-
Puisi Chairil Anwar Selama Bulan Menyinari Dadanya
Selama Bulan Menyinari Dadanya Selama bulan menyinari dadanya jadi pualam Ranjang padang putih tiada batas Sepilah panggil panggilan Antara aku dan mereka yang bertolak Aku bukan lagi si cilik tidak tahu jalan Di hadapan berpuluh lorong dan gang menimbang: Ini tempat terikat pada Ida dan ini ruangan “pas bebas” Selama bulan menyinari dadanya jadi pualam Ranjang padang putih tiada batas Sepilah panggil panggilan Antara aku dan mereka yang bertolak Juga ibuku yang berjanji Tidak meninggalkan sekoci. Lihatlah cinta jingga luntur: Dan aku yang pilih Tinjauan mengabur, daun daun sekitar gugur Rumah tersembunyi dalam cemara rindang tinggi Pada jendela kaca tiada bayang datang mengambang Gundu, gasing, kuda kudaan, kapal kapalan di…
-
Puisi Chairil Anwar Bercerai
Bercerai Kita musti bercerai Sebelum kicau murai berderai. Terlalu kita minta pada malam ini. Benar belum puas serah-menyerah Darah masih berbusah-busah. Terlalu kita minta pada malam ini. Kita musti bercerai Biar surya kan menembus oleh malam di perisai Dua benua bakal bentur-membentur. Merah kesumba jadi putih kapur. Bagaimana? Kalau IDA, mau turut mengabur Tidak samudra caya tempatmu menghambur.
-
Arti Peribahasa Putih Kapas Dapat Dibuat, Putih Hati Berkeadaan
Putih Kapas Dapat Dibuat, Putih Hati Berkeadaan Arti Peribahasa “Putih Kapas Dapat Dibuat, Putih Hati Berkeadaan” adalah kebaikan hati seseorang bisa dilihat dari tingkah lakunya.