Peribahasa
-
Arti Peribahasa Kacang Lupa Kulitnya
Kacang Lupa Kulitnya Arti Peribahasa “Kacang Lupa Kulitnya” adalah seseorang yang lupa diri asal muasalnya. Bersikap sombong atas apa yang didapatkan / dicapainya, misalnya kesuksesan, kekayaan, jabatan. Peribahasa ini biasa digunakan untuk sindiran halus dan sopan dalam pergaulan.
-
Makna Petuah Jawa Sunan Kalijaga “Ojo Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadoyan Lan Kemareman”
Ojo Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadoyan Lan Kemareman Makna Petuah Jawa Sunan Kalijaga “Ojo Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadoyan Lan Kemareman” adalah jangan terobsesi atau terkurung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan kebendaan dan kepuasan duniawi.
-
Arti Peribahasa Makan Buah Simalakama
Makan Buah Simalakama Arti Peribahasa “makan buah simalakama” adalah suatu kondisi yang menempatkan seseorang dalam pilihan serba salah. Keduanya adalah pilihan sulit, tidak ada yang saling menguntungkan atau sama-sama dirugikan. Tidak ada pilihan prioritas maupun yang bisa dikesampingkan. jika memilih pilihan 1, maka pilihan 2 rugi jika memilih pilihan 2, maka pilihan 1 rugi
-
Arti Peribahasa Memancing di Air Keruh
Memancing di Air Keruh Arti Peribahasa Memancing di Air Keruh adalah mengambil keuntungan dari peristiwa kesedihan / perselisihan orang lain, mengambil kesempatan yang tidak pada tempat / waktunya.
-
Arti Peribahasa Adat Pasang Berturun Naik
Adat Pasang Berturun Naik Arti Peribahasa “Adat Pasang Berturun Naik” adalah perjalanan hidup manusia senantiasa silih berganti: kadang turun, kadang naik kadang senang, kadang sedih kadang suka, kadang duka kadang untung, kadang rugi
-
Arti Peribahasa Air Tenang Menghanyutkan
Air Tenang Menghanyutkan Arti peribahasa “Air Tenang Menghanyutkan” adalah orang yang pendiam biasanya memiliki banyak ilmu pengetahuan. Kita tak dapat menilai kualitas seseorang tanpa betul-betul mengenalnya. Orang yang cerdas cenderung pendiam karena menghindari kesia-siaan, adapun jika berbicara hanya seperlunya dengan berupaya tak menyakiti hati orang lain. Jika berbicara santun dan tenang menunjukkan kecerdasan intelektual dan emosionalnya mampu dikelola dengan baik.
-
Arti Peribahasa Air Cucuran Atap Jatuhnya ke Pelimbahan Juga
Air Cucuran Atap Jatuhnya ke Pelimbahan Juga Arti peribahasa “Air Cucuran Atap Jatuhnya ke Pelimbahan Juga” adalah perilaku / tabiat seseorang akan menurun ke anaknya, begitu pula perilaku seorang anak adalah penggambaran perbuatan / teladan orang tuanya. Maka sebaik-baiknya manusia adalah selalu berbuat baik untuk menjaga diri dan keturunan kita dari perbuatan jahat. Begitu pula kita juga akan menjaga nama baik orang tua dan leluhur.
-
Arti Peribahasa Air Beriak Tanda Tak Dalam
Air Beriak Tanda Tak Dalam Arti peribahasa “Air Beriak Tanda Tak Dalam” adalah seseorang yang terlalu banyak bicara namun sebenarnya hanya memiliki sedikit ilmu pengetahuan. Sering kita menjumpai seseorang yang banyak omong namun jika kita perhatikan, apa yang dibicarakan adalah kosong tanpa ilmu yang cukup untuk mendasari argumentasinya.