Teks
-
Arti Peribahasa Bagai Menulis di Atas Air
Bagai Menulis di Atas Air Arti Peribahasa “Bagai Menulis di Atas Air” adalah melakukan perkerjaan yang sangat sukar atau mustahil secara hasil.
-
Mantra Tolak Bala Santet
Bayat ingsun amuji pujiku dipa Murup rina lan wengi Tan keno ing sirep Sapa kira neja ala maring ingsun Kunduro kuwaninane Ilango kebaktine Lebur jabang bayi kang neja ala maring ingsun
-
Puisi Karya Sapardi Djoko Damono – Sementara Kita Saling Berbisik (1966)
Sementara Kita Saling Berbisik sementara kita saling berbisik untuk lebih lama tinggal pada debu, cinta yang tinggal berupa bunga kertas dan lintasan angka-angka ketika kita saling berbisik di luar semakin sengit malam hari memadamkan bekas-bekas telapak kaki, menyekap sisa-sisa unggun api sebelum fajar. Ada yang masih bersikeras abadi.
-
Puisi Chairil Anwar Sajak Putih
Sajak Putih Bersandar pada tari warna pelangi Kau depanku bertudung sutra senja Di hitam matamu kembang mawar dan melati Harum rambutmu mengalun bergelut senda Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba Meriak muka air kolam jiwa Dan dalam dadaku memerdu lagu Menarik menari seluruh aku Hidup dari hidupku, pintu terbuka Selama matamu bagiku menengadah Selama kau darah mengalir dari luka Antara kita Mati datang tidak membelah.
-
Arti Peribahasa Adat Teluk Timbunan Kapal, Adat Gunung Tepatan Kabut
Adat Teluk Timbunan Kapal, Adat Gunung Tepatan Kabut Arti Peribahasa “Adat Teluk Timbunan Kapal, Adat Gunung Tepatan Kabut” adalah meminta hendaknya kepada yang punya, bertanya hendaknya kepada yang pandai.
-
Arti Peribahasa Daripada Hujan Emas di Negeri Orang, Lebih Baik Hujan Batu di Negeri Sendiri
Daripada Hujan Emas di Negeri Orang, Lebih Baik Hujan Batu di Negeri Sendiri Arti Peribahasa “Daripada Hujan Emas di Negeri Orang, Lebih Baik Hujan Batu di Negeri Sendiri” adalah sebaik-baik negeri orang tidak sebaik di negeri sendiri.
-
Arti Peribahasa Bagai Mentimun dengan Durian
Bagai Mentimun dengan Durian Arti Peribahasa “Bagai Mentimun dengan Durian” adalah orang yang lemah / miskin melawan orang kaya / kuat.
-
Puisi Karya Sapardi Djoko Damono – Ruang Tunggu
Ruang Tunggu ada yang terasa sakit di pusat perutnya ia pun pergi ke dokter belum ada seorang pun di ruang tunggu beberapa bangku panjang yang kosong tak juga mengundangnya duduk ia pun mondar-mandir saja menunggu dokter memanggilnya namun mendadak seperti didengarnya suara yang sangat lirih dari kamar periksa ada yang sedang menyanyikan beberapa ayat kitab suci yang sudah sangat dikenalnya tapi ia seperti takut mengikutinya seperti sudah lupa yang mana mungkin karena ia masih ingin sembuh dari sakitnya