Rujak Lambe
-
Makna Pepatah Jawa Kakehan Gludhug, Kurang Udan
Kakehan Gludhug, Kurang Udan Pepatah Jawa “Kakehan Gludhug, Kurang Udan” bermakna orang yang banyak bicara tetapi tidak ada bukti konkret yang nyata.
-
Puisi Karya Sapardi Djoko Damono – Metamorfosis
Metamorfosis Ada yang sedang menanggalkan kata-kata yang satu demi satu mendudukkanmu di depan cermin dan membuatmu bertanya tubuh siapakah gerangan yang kukenakan ini ada yang sedang diam-diam menulis riwayat hidupmu menimbang-nimbang hari lahirmu mereka-reka sebab-sebab kematianmu ada yang sedang diam-diam berubah menjadi dirimu.
-
Makna Papatah Jawa Natas Nitis, Netes
Natas Nitis, Netes Makna Papatah Jawa “Natas Nitis, Netes” adalah dari Tuhan kita ada, bersama Tuhan kita hidup, dan bersatu dengan Tuhan kita kembali.
-
Arti Peribahasa Daripada Hidup Bercermin Bangkai, Lebih Baik Mati Berkalang Tanah
Daripada Hidup Bercermin Bangkai, Lebih Baik Mati Berkalang Tanah Arti Peribahasa “Daripada Hidup Bercermin Bangkai, Lebih Baik Mati Berkalang Tanah” adalah daripada hidup menanggung malu lebih baik mati.
-
Arti Peribahasa Jangan Disesar Gunung Berlari, Hilang Kabut Tampaklah Dia
Jangan Disesar Gunung Berlari, Hilang Kabut Tampaklah Dia Arti Peribahasa “Jangan Disesar Gunung Berlari, Hilang Kabut Tampaklah Dia” adalah hal yang sudah pasti, kerjakanlah dengan sabar tidak perlu tergesa-gesa.
-
Arti Peribahasa Bagai Duri dalam Daging
Bagai Duri dalam Daging Arti Peribahasa “Bagai Duri dalam Daging” adalah sesuatu yang selalu terasa tidak menyenangkan hati, menyakitkan hati, atau mengganggu pikiran.
-
Puisi Karya Sapardi Djoko Damono – Hujan Dalam Komposisi, 3 (1969)
Hujan Dalam Komposisi, 3 dan tik-tok jam itu kita indera kembali akhirnya terpisah dari hujan
-
Arti Peribahasa Bagai Disayat dengan Sembilu
Bagai Disayat dengan Sembilu Arti Peribahasa “Bagai Disayat dengan Sembilu” adalah rasa hati yang sangat pedih.