-
Puisi Chairil Anwar Nisan
Nisan Untuk nenekanda, Bukan kematian benar menusuk kalbu Keridlaanmu menerima segala tiba Tak kutahu setinggi itu atas debu dan duka maha tuan bertakhta.
-
Puisi Chairil Anwar Cintaku Jauh Di Pulau
Cintaku Jauh Di Pulau Cintaku jauh di pulau, Gadis manis, sekarang iseng sendiri. Perahu melancar, bulan memancar, Di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar. Angin membantu, laut terang, tapi terasa Aku tidak ‘kan sampai padanya. Di air yang tenang, di angin mendayu, Di perasaan penghabisan segala melaju Ajal bertakhta, sambil berkata: “Tujukan perahu ke pangkuanku saja.” Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh! Perahu yang bersama kan merapuh! Mengapa ajal memanggil dulu Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?! Manisku jauh di pulau, Kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri.
-
Manifesto Ketuhanan
Setelah tercampak dari dunia, kini kuterasing dalam logika yang kabur oleh tetesan darah yang menentang setiap buah akalku atas nama budaya. Produk dari pemikiran masa lalu yang kuanggap tak bisa menjerat jalan pikirku. Tentang Tuhan dan kebaikan. Akankah dunia berjalan tanpa norma,…..??? Ajaran Ketuhanan yang kutelan lewat propaganda fiktif dari penyebar kalam Tuhan yang mengobral surga dengan wanita dan kelaminnya. Biarlah nafsu tetap menjadi nafsu, tak usah memperkosa suatu keyakinan menjadi budaknya. Sorgaloka kewanitaan di dunia kujadikan ritual suci sesembahanku atas karuniaNya. Itupun dengan sebuah kepercayaan bahwa aku akan mempertanggung jawabkan kelaminku dalam sebuah kehidupan matrealis yang memuja kemapanan di atas kebahagiaan. Kuyakin suatu saat kumenemukan Tuhan yang kucari, bukan…