Teks
-
Arti Peribahasa Dimana Lalang Habis, Disitu Api Padam
Dimana Lalang Habis, Disitu Api Padam Arti Peribahasa “Dimana Lalang Habis, Disitu Api Padam” adalah hidup dan mati tidak dapat ditentukan, jika sudah saatnya pasti kita akan mati.
-
Puisi Karya Sapardi Djoko Damono – Ayat-Ayat Tokyo
Ayat-Ayat Tokyo angin memahatkan tiga panah kata di kelopak sakura– ada yang diam-diam membacanya ada kuntum melayang jatuh air tergelincir dari payung itu; “kita bergegas,” katanya kita pandang daun bermunculan kita pandang bunga berguguran kita diam: berpandangan kemarin tak berpangkal, besok tak berujung– tak tahu mesti ke mana angin menyambut bunga gugur itu lengking sakura– tapi angin tuli dan langit buta menjelma burung gereja menghirup langit dalam-dalam– angin musim semi
-
Puisi Karya Sapardi Djoko Damono – Pada Suatu Hari Nanti
Pada Suatu Hari Nanti Pada suatu hari nanti, Jasadku tak akan ada lagi, Tapi dalam bait-bait sajak ini, Kau tak akan kurelakan sendiri. Pada suatu hari nanti, Suaraku tak terdengar lagi, Tapi di antara larik-larik sajak ini. Kau akan tetap kusiasati, Pada suatu hari nanti, Impianku pun tak dikenal lagi, Namun di sela-sela huruf sajak ini, Kau tak akan letih-letihnya kucari.
-
Arti Peribahasa Digenggam Takut Mati, Dilepas Takut Terbang
Digenggam Takut Mati, Dilepas Takut Terbang Arti Peribahasa “Digenggam Takut Mati, Dilepas Takut Terbang” adalah serba salah sama-sama merugikan.
-
Arti Peribahasa Air pun Ada Pasang Surutnya
Air pun Ada Pasang Surutnya Arti Peribahasa “Air pun Ada Pasang Surutnya” adalah senang dan susah selalu silih berganti.
-
Geguritan Bab Bungah Ana Donya
Bungah Ana Donya Ojo siro banget-banget Nggonmu bungah ana donya Malaikat juru pati Ngelirak-ngelirik marang sira Olehe ngelirik malaikat Arep njabut nyawa ira Nggone njabut angenteni Dawuhe Kang Maha Mulya Sak wuse didawuhi Banjur tandang karo kanda Aku iki mung sakdermo Kowe ora kena semaya
-
Arti Peribahasa Bagai Rumah di Tepi Tebing
Bagai Rumah di Tepi Tebing Arti Peribahasa “Bagai Rumah di Tepi Tebing” adalah selalu dalam kecemasan dan ketakutan.
-
Puisi Karya Sapardi Djoko Damono – Dalam Diriku
Dalam Diriku Dalam diriku mengalir sungai panjang Darah namanya; Dalam diriku menggenang telaga darah Sukma namanya; Dalam diriku meriak gelombang sukma Hidup namanya! Dan karena hidup itu indah Aku menangis sepuas-puasnya.