Teks
-
Puisi Chairil Anwar Cerita
Cerita Kepada Darmawidjaya, Di pasar baru mereka Lalu mengada-menggaya. Mengikat sudah kesal Tak tahu apa dibuat Jiwa satu teman lucu Dalam hidup, dalam tuju. Gundul diselimuti tebal Sama segala berbuat-buat. Tapi kadang pula dapat Ini renggang terus terapat.
-
Serat Wedhatama Pupuh Pangkur
Pada 1 Mingkar mingkuring angkara, Akarana karanan mardi siwi, Sinawung resmining kidung, Sinuba sinukarta, Mrih kretarta pakartining ngelmu luhung Kang tumrap neng tanah Jawa, Agama ageming aji. Meredam nafsu angkara dalam diri, Hendak berkenan mendidik putra-putri Tersirat dalam indahnya tembang, dihias penuh variasi, agar menjiwai hakekat ilmu luhur, yang berlangsung di tanah Jawa (Nusantara) agama sebagai “pakaian” kehidupan. Pada 2 Jinejer neng Wedatama Mrih tan kemba kembenganing pambudi Mangka nadyan tuwa pikun Yen tan mikani rasa, Yekti sepi asepa lir sepah samun, Samangsane pasamuan Gonyak ganyuk nglelingsemi. Disajikan dalam serat Wedhatama, agar jangan miskin pengetahuan walaupun sudah tua pikun jika tidak memahami rasa sejati (batin) niscaya kosong tiada berguna bagai…
-
Arti Nabok Nyilih Tangan
“Nabok Nyilih Tangan” artinya tidakan pengecut seseorang yang tidak berani menghadapi musuhnya dan meminta bantuan orang lain diam-diam untuk mencelakai musuhnya.
-
Puisi Chairil Anwar Kepada Kawan
Kepada Kawan Sebelum Ajal mendekat dan mengkhianat, mencengkam dari belakang ‘tika kita tidak melihat, selama masih menggelombang dalam dada darah serta rasa, belum bertugas kecewa dan gentar belum ada, tidak lupa tiba-tiba bisa malam membenam, layar merah terkibar hilang dalam kelam, kawan, mari kita putuskan kini di sini: Ajal yang menarik kita, juga mencekik diri sendiri! Jadi Isi gelas sepenuhnya lantas kosongkan, Tembus jelajah dunia ini dan balikkan Peluk kucup perempuan, tinggalkan kalau merayu, Pilih kuda yang paling liar, pacu laju, Jangan tambatkan pada siang dan malam Dan Hancurkan lagi apa yang kau perbuat, Hilang sonder pusaka, sonder kerabat. Tidak minta ampun atas segala dosa, Tidak memberi pamit pada siapa…
-
Makna Pepatah Jawa Mikul Dhuwur Mendhem Jero
Mikul Dhuwur Mendhem Jero Makna Pepatah Jawa “Mikul Dhuwur Mendhem Jero” adalah seorang anak yang menjunjung kebaikan orang tua / leluhur dan menyimpan rapat-rapat keburukannya.
-
Kalibrasi Alat Ukur “Cinta”
Setiap alat ukur mempunyai standar yang harus diterapkan, penyimpangan dari standar yang telah ditentukan dapat terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain ruang, waktu, kualitas, kecurangan, hingga kepentingan. Apa yang terjadi ketika sebuah alat ukur tidak dapat memberikan data akurat yang akan diolah kemudian oleh penyaji data dan diberikan kepada pengguna datanya. Pastinya adalah kesalahan informasi yang akan mengakibatkan proses selanjutnya akan menjadi kacau. Analogi paling mudah adalah soal cinta, karena hampir setiap orang merasakannya. Seiring bertambahnya usia kita pasti akan merasakan berkurangnya rasa cinta karena fisik menjadi menua, perhatian berkurang, kesibukan, faktor ekonomi dan sebagainya. Lalu apa yang harus dilakukan? Kalibrasi terhadap alat ukurmu yang membutuhkan kedewasaan dalam menentukan…
-
Puisi Chairil Anwar Taman
Taman Taman punya kita berdua Tak lebar luas, kecil saja Satu tak kehilangan lain dalamnya. Bagi kau dan aku cukuplah Taman kembangnya tak berpuluh warna Padang rumputnya tak berbanding permadani Halus lembut dipijak kaki. Bagi kita bukan halangan. Karena Dalam taman punya berdua Kau kembang, aku kumbang Aku kumbang, kau kembang. Kecil, penuh surya taman kita Tempat merenggut dari dunia dan ‘nusia.
-
Puisi Chairil Anwar Aku
Aku Kalau sampai waktuku Kumau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak peduli Aku mau hidup seribu tahun lagi.