Teks
-
Puisi Karya Sapardi Djoko Damono – Pertanyaan Kerikil yang Goblok
Pertanyaan Kerikil yang Goblok “Kenapa aku berada di sini?” tanya kerikil yang goblok itu. Ia baru saja dilontarkan dari ketapel seorang anak lelaki, merontokkan beberapa lembar daun mangga, menyerempet ujung ekor balam yang terperanjat, dan sejenak membuat lengkungan yang indah di udara, lalu jatuh di jalan raya tepat ketika ada truk lewat di sana. Kini ia terjepit di sela-sela kembang ban dan malah bertanya kenapa; ada saatnya nanti, entah kapan dan di mana, ia dicungkil oleh si kenek sambil berkata, “Mengganggu saja!”
-
Arti Peribahasa Air Diminum Rasa Duri, Nasi Dimakan Rasa Sekam
Air Diminum Rasa Duri, Nasi Dimakan Rasa Sekam Arti Peribahasa “Air Diminum Rasa Duri, Nasi Dimakan Rasa Sekam” adalah seseorang yang terlalu bersedih / berduka, maka tidak enak makan dan minum.
-
Arti Peribahasa Dibujuk Ia Menangis, Ditendang Ia Tertawa
Dibujuk Ia Menangis, Ditendang Ia Tertawa Arti Peribahasa “Dibujuk Ia Menangis, Ditendang Ia Tertawa” adalah mau bekerja dengan baik jika sudah mendapat teguran.
-
Arti Peribahasa Bagai Rambut Dibelah Seribu
Bagai Rambut Dibelah Seribu Arti Peribahasa “Bagai Rambut Dibelah Seribu” adalah sedikit / kecil sekali.
-
Geguritan Bab Pecat Nyowo
Pecat Nyowo Hai manungsa ngelingana Ing larane awak iro Ing anane iku lara Calon teko maring sira Arikolo arep mati Banjur teko lara sira Tekane lara iku Ana ing badan sira Olehe lara badan sira Nggone mlaku nyawa niro Lumakune saka siki Terus tekan dada niro Nggone mlaku nyawa iku Mondag mandeg kaping pitu Nek wis rampung kaping pitu Banjur nyawa age metu Ing ndalem sak andegan Luwih banget lara niro Ketimbang dicacahi Nganggo pedang awak iro Dicacah nganggo pedang Ambal kaping pituh puluh Mulane wong kang mati Sambat lara ngaduh-aduh Sambate wong kang mati Maring wong kang arep ngedusi Aja pisan seru-seru Nggonmu pada anggosaki Ing saiki aku iki…
-
Puisi Karya Sapardi Djoko Damono – Ia Tak Pernah
Ia Tak Pernah ia tak pernah berjanji kepada pohon untuk menerjemahkan burung menjadi api ia tak pernah berjanji kepada burung untuk menyihir api menjadi pohon ia tak pernah berjanji kepada api untuk mengembalikan pohon kepada burung
-
Puisi Chairil Anwar Merdeka
Merdeka Aku mau bebas dari segala Merdeka Juga dari Ida Pernah Aku percaya pada sumpah dan cinta Menjadi sumsum dan darah Seharian kukunyah kumamah Sedang meradang Segala kurenggut Ikut bayang Tapi kini Hidupku terlalu tenang Selama tidak antara badai Kalah menang Ah! Jiwa yang menggapai-gapai Mengapa kalau beranjak dari sini Kucoba dalam mati.
-
Puisi Karya Sapardi Djoko Damono – Yang Fana Adalah Waktu (1978)
Yang Fana Adalah Waktu Yang fana adalah waktu. Kita abadi memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga sampai pada suatu hari kita lupa untuk apa “Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?” tanyamu. Kita abadi.