-
Arti Peribahasa Ada Uang Abang Disayang, Tak Ada Uang Abang Ditendang
Ada Uang Abang Disayang, Tak Ada Uang Abang Ditendang Arti Peribahasa “Ada Uang Abang Disayang, Tak Ada Uang Abang Ditendang” adalah hanya mau bersama disaat senang saja tetapi tidak mau tahu disaat sedang susah.
-
Arti Peribahasa Bagai Mendapat Durian Runtuh
Bagai Mendapat Durian Runtuh Arti Peribahasa “Bagai Mendapat Durian Runtuh” adalah mendapat keuntungan yang tidak disangka-sangka tanpa harus bersusah payah mendapatkannya.
-
Puisi Karya Sapardi Djoko Damono – Hanya
Hanya Hanya suara burung yang kau dengar dan tak pernah kaulihat burung itu tapi tahu burung itu ada di sana Hanya desir angin yang kaurasa dan tak pernah kaulihat angin itu tapi percaya angin itu di sekitarmu Hanya doaku yang bergetar malam ini dan tak pernah kaulihat siapa aku tapi yakin aku ada dalam dirimu
-
Satrio Piningit Kekinian – Cerita di Balik Orang-Orang Belakang Layar
Dewasa ini, pergeseran fungsi peran manusia terhadap diri dan orang lain telah mengalami kalibarasi yang cukup tinggi. Peran diri sebagai makhluk individu dan sosial tersebut berkembang seiring pertumbuhan teknologi yang melampaui batas ruang dan waktu. Interaksi yang biasanya dilakukan dengan tatap muka kini bisa dilakukan secara online. Di media sosial pun hampir tiap detik kita disuguhkan informasi di dunia hiburan, politik, ekonomi baik dalam dan luar negeri secara faktual dengan hanya memegang smartphone di tangan. Pencitraan, hoax, afirmasi, komedi, religius dapat kita nikmati sesuai kanal yang diinginkan. Algoritma itu akan menggiring pola kesadaran manusia untuk memenuhi keinginan, walau tak jarang pula beresiko menyesatkan kita. Di balik semua itu ada peran…
-
Puisi Chairil Anwar Cintaku Jauh Di Pulau
Cintaku Jauh Di Pulau Cintaku jauh di pulau, Gadis manis, sekarang iseng sendiri. Perahu melancar, bulan memancar, Di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar. Angin membantu, laut terang, tapi terasa Aku tidak ‘kan sampai padanya. Di air yang tenang, di angin mendayu, Di perasaan penghabisan segala melaju Ajal bertakhta, sambil berkata: “Tujukan perahu ke pangkuanku saja.” Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh! Perahu yang bersama kan merapuh! Mengapa ajal memanggil dulu Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?! Manisku jauh di pulau, Kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri.
-
Sebuah Catatan Fase Peradaban
Bencana pada masa Nabi Nuh menutup zaman yang hingga kini tak dapat dijelaskan bagaimana bentuk, pola dan ciri peradabannya. Manusia berkelompok menyusuri tempat-tempat yang sesuai, demi mendapatkan wilayah yang aman dan tentram bagi kehidupan keluarganya masing-masing. Disini era nomaden dimulai, usaha untuk bertahan hidup dilakukan dengan berburu dan meramu, serta membuat perabot-perabot kasar sekedar untuk menangkap hewan buruan dan mengolahnya secara sederhana. Setelah era nomaden berakhir, peradaban selanjutnya berubah menjadi menjadi menetap, bercocok tanam dan beternak. Manusia mulai membentuk sistem administrasi sederhana (hukum adat) yang wajib dipatuhi oleh setiap warganya. Kekuasaan dilihat dari seberapa luas tanah yang dimiliki, sistem ini biasa kita sebut dengan feodalisme. Karena sistem bercocok tanam berpengaruh…
-
Arti Peribahasa Ada rotan Ada duri
Ada Rotan Ada Duri Arti Peribahasa “Ada Rotan Ada Duri” adalah kesenangan tentu ada kesusahan.
-
Arti Peribahasa Bagai Mencincang Air
Bagai Mencincang Air Arti Peribahasa “Bagai Mencincang Air” adalah mengerjakan perbuatan yang sia-sia.























