-
Hari Baik dan Tata Keseimbangan Alam
Pulau Jawa menyimpan pesona bagi tiap insan yang merindukan ketentraman atas gejolak bathin yang dialaminya. Keharmonisan semesta dan manusia terjaga melalui kebudayaan luhur yang lestari di tengah arus modernisasi tanpa batas. Keselarasan itu bersumber dari kebiasaan orang-orang Jawa yang gemar bertirakat. Menepis kerakusan serta keserakahan dengan menahan diri seperti dengan berpuasa ataupun bertapa. Kehidupan spiritual ini cukup kental khususnya di wilayah-wilayah pinggiran kota yang dekat dan bersentuhan langsung dengan alam. Adanya perhitungan hari baik hingga kalender tradisional membuktikan bahwa manusia Jawa memahami betul siklus alam sekaligus memiliki intelektual tinggi dari riset yang dulu dilakukan nenek moyangnya. Perhitungan ini berdasarkan gejala alam berupa musim, arah angin, intensitas matahari hingga kondisi geografis…
-
Bahasa Cinta
Harimau, memangsa seekor rusa untuk diberikan kepada anaknya Koruptor, merampas hak orang lain, untuk membuat orang terkasihnya selalu bahagia Wanita itu menjual diri, untuk berobat orang tuanya dan menyekolahkan adik-adiknya Dimanakah Cinta? Ruang dan waktu yang tak kekal Persepsi hidup yang bermanifestasi, sepertinya itu Cinta … baginya Prajurit bertempur demi apa yang dipercaya sebagai Cinta Tanah Air Teroris melakukan “Bom Bunuh Diri” untuk apa yang diyakini sebagai tanda Cinta kepada Tuhan nya Apa itu Cinta? Eksplorasi diluar diri untuk memenuhi kebutuhan hidup, bertahan, namun kemudian menjadi candu dunia Kerinduan kepada keseimbangan yang terus mencari titik hening atas gejolak jiwa Mencari kesejatian rasa, semoga selalu damai semesta Siapa itu Cinta?
-
Terlalu Banyak Persepsi Diklaim Sebagai Esensi, Mari Saling Mengenal Agar Kita Memahami Perbedaan Juga Kehendak Tuhan
Terlalu banyak persepsi diklaim sebagai esensi. Mari saling mengenal. Agar kita memahami perbedaan juga kehendak Tuhan. Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan berbekal akal pikiran untuk membantu melaksanakan dharmanya dalam kehidupan. Sang insan melewati jalan itu dengan pengalaman, informasi dan hikmah yang dipetik dari kisah hidupnya masing-masing. Perjalanan itu tidaklah sama, sehingga buah akal dan pemikirannya sangat dipengaruhi ruang, waktu dan lingkungan sosialnya. Menjadi keras / halus, kasar / lembut, kuat / lemah, cerdas / tolol adalah pilihan dari tempaan hidup dan karma yang dialaminya. Otak akan memprosesnya menjadi sebuah pengalaman kausalitas (sebab – akibat) untuk didefinisikan sebagai pemahaman mengenal algoritma semesta. Di ruang sosial itu, tiap individu akan menjalankan…
-
Sanggar Waringin – Sering Disalahpahami Namun Selalu Memberi Manfaat
Pohon beringin, menyimpan 1001 cerita misteri di dalamnya. Sering dikonotasikan sebagai sarang demit, gendruwo, kuntilanak, hingga menjadi istana lelembut. Namun, apakah sobat maestro mengetahui apa saja manfaatnya? Mari kita simak penjelasannya… Pohon beringin menghasilkan Oksigen (O2) yang bermanfaat untuk pernafasan manusia dan makhluk lainnya. Memberi keteduhan dari teriknya matahari, menjaga kontur tanah sehingga terhindar dari longsor, juga menyerap air dalam tanah untuk dapat dimanfaatkan memenuhi kebutuhan manusia. Tak heran sering dijumpai sumber mata air (sendang) diantara rimbunnya pohon beringin. Energi murni dari alam ini selalu menjadi magnet makhluk apapun yang membutuhkan sumber kehidupan, bahkan mungkin dari bangsa lain. Begitu pula seseorang dengan perwatakan sanggar waringin, sering disalahpahami karena perawakannya dianggap…
-
Menikmati Kesakitan
Rasa sedih ini menghantuiku akhir-akhir ini. Takut kepada ketidakpastian yang memburuku untuk terus mencari jati diri. Merasa dikalahkan oleh keadaan yang kurasa siapapun tak menginginkannya. Dipaksa, terpaksa dan memaksa diri untuk terus menyelaraskan keinginan dengan dharma semesta. Aku butuh waktu untuk berdiam diri. Membiarkan entitas lain menuntunku entah kemana. Ketidakpercayaan, kepasrahan, mengendapkan hasrat tuk menyingkirkan kekotoran bathin selama ini. Sebuah proses kalibrasi, ketepatanku berdiri di salah satu sudut dunia. Lelah atas pergolakan pikir yang menjadi batu sandungan dalam perjalanan lakuku. Berhenti sejenak untuk mengobati luka, sembari berpikir mencari jalan lain atau memilih terus melanjutkan melalui jalan yang sama. Jalan yang tak mudah dilalui, penuh kerikil tajam, menanjak dan berkelok. Kuharus…
-
Sabda Batu Kepada Api | Homicide- Siti Jenar Cypher Drive
Sabda Batu Kepada Api Aku katakan kepada kalian sabda batu kepada api Bahwa di atas langit masih terdapat lapisan langit Bahwa di atas langit masih terdapat berlapis surga tak berujung lapis Sehingga semua makna hirarki langit hanyalah persepsi muka bumi Aku katakan sabda batu kepada api Di bawah tanah masih terdapat dataran tak berpijak Di bawah tanah masih terdapat berlapis–lapis kerak neraka Sehingga siapapun yang mengklaim dirinya pemimpin bumi adalah pendusta Aku katakan kepada kalian sabda batu kepada api Perihal bentangan kalam puputan yang lahir pasca rubuhnya dua menara Pasca sebuah akhir zaman yang mengawali pancaroba tanah dan angkasa Kala semua ujung senjakala pembangkangan ini bermuara Aku katakan sebuah sabda…
-
Tumbal Kerakusan Manusia
Sudahkah sifat hewanimu berhasil kau bunuh dengan menumbalkan makhluk lain? Atau bertambah kerakusanmu setelah kebanyakan makan daging? Tuhan telah menciptakan alam dan seisinya sesungguhnya untuk dikelola manusia dengan baik. Adanya amanah manusia sebagai kalifah di bumi dan disebut pula makhluk sempurna seharusnya dipahami sebagai tanggung jawab. Apakah kita akan berbuat semaunya kepada makhluk lain dan isi semesta ini? Ataukah akan berlaku adil dan seimbang menjalankan perintah Tuhan? Mari kita sadari bersama, setelah Dia memberi peringatan dan alam murka pada kelakukan manusia. Kini, selayaknya kita memperbaiki diri dengan menjalankan dharma dengan lebih baik bagi keselarasan dan keharmonisan seuruh isi semesta.
-
Arti Peribahasa Diam Itu Emas
Diam Itu Emas Arti Peribahasa “Diam Itu Emas” adalah kondisi seseorang yang tetap diam dan tenang karena percaya akan lebih mendatangkan manfaat / berharga ketimbang melakukan respon tertentu. Contohnya : seseorang yang terkena fitnah memilih diam agar tak membuat kegaduhan, karena yakin semesta akan menuntun kebenaran yang sejati.