-
Puisi Karya Sapardi Djoko Damono – Kepada Istriku (1967)
Kepada Istriku Pandanglah yang masih sempat ada pandanglah aku: sebelum susut dari suasana sebelum pohon-pohon di luar tinggal suara terpantul di dinding-dinding gua Pandang dengan cinta. Meski segala pun sepi tandanya waktu kau bertanya-tanya, bertahan setia langit mengekalkan warna birunya bumi menggenggam seberkas bunga, padamu semata
-
Puisi Karya Sapardi Djoko Damono – Yang Fana Adalah Waktu (1978)
Yang Fana Adalah Waktu Yang fana adalah waktu. Kita abadi memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga sampai pada suatu hari kita lupa untuk apa “Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?” tanyamu. Kita abadi.
-
Puisi Karya Sapardi Djoko Damono – Tentang Matahari (1971)
Tentang Matahari Matahari yang ada di atas kepalamu itu Adalah balon gas yang terlepas dari tanganmu waktu kau kecil, adalah bola lampu yang ada di atas meja ketika kau menjawab surat-surat yang teratur kauterima dari sebuah Alamat, adalah jam weker yang berdering saat kau bersetubuh, adalah gambar bulan yang dituding anak kecil itu sambil berkata: “Ini matahari! Ini matahari!” – Matahari itu? Ia memang di atas sana supaya selamanya kau menghela bayang-bayangmu itu.
-
Satrio Piningit Kekinian – Cerita di Balik Orang-Orang Belakang Layar
Dewasa ini, pergeseran fungsi peran manusia terhadap diri dan orang lain telah mengalami kalibarasi yang cukup tinggi. Peran diri sebagai makhluk individu dan sosial tersebut berkembang seiring pertumbuhan teknologi yang melampaui batas ruang dan waktu. Interaksi yang biasanya dilakukan dengan tatap muka kini bisa dilakukan secara online. Di media sosial pun hampir tiap detik kita disuguhkan informasi di dunia hiburan, politik, ekonomi baik dalam dan luar negeri secara faktual dengan hanya memegang smartphone di tangan. Pencitraan, hoax, afirmasi, komedi, religius dapat kita nikmati sesuai kanal yang diinginkan. Algoritma itu akan menggiring pola kesadaran manusia untuk memenuhi keinginan, walau tak jarang pula beresiko menyesatkan kita. Di balik semua itu ada peran…
-
Puisi Chairil Anwar Derai-Derai Cemara
Derai-Derai Cemara Cemara menderai sampai jauh Terasa hari akan jadi malam Ada beberapa dahan di tingkap merapuh Dipukul angin yang terpendam Aku sekarang orangnya bisa tahan Sudah berapa waktu bukan kanak lagi Tapi dulu memang ada suatu bahan Yang bukan dasar perhitungan kini Hidup hanya menunda kekalahan Tambah terasing dari cinta sekolah rendah Dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan Sebelum pada akhirnya kita menyerah.
-
Kalibrasi Alat Ukur “Cinta”
Setiap alat ukur mempunyai standar yang harus diterapkan, penyimpangan dari standar yang telah ditentukan dapat terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain ruang, waktu, kualitas, kecurangan, hingga kepentingan. Apa yang terjadi ketika sebuah alat ukur tidak dapat memberikan data akurat yang akan diolah kemudian oleh penyaji data dan diberikan kepada pengguna datanya. Pastinya adalah kesalahan informasi yang akan mengakibatkan proses selanjutnya akan menjadi kacau. Analogi paling mudah adalah soal cinta, karena hampir setiap orang merasakannya. Seiring bertambahnya usia kita pasti akan merasakan berkurangnya rasa cinta karena fisik menjadi menua, perhatian berkurang, kesibukan, faktor ekonomi dan sebagainya. Lalu apa yang harus dilakukan? Kalibrasi terhadap alat ukurmu yang membutuhkan kedewasaan dalam menentukan…
-
Puisi Chairil Anwar Aku
Aku Kalau sampai waktuku Kumau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak peduli Aku mau hidup seribu tahun lagi.
-
Cinta Satu Malam
Sampai kini, aku lebih suka membaca buku ketimbang internet. Walaupun mungkin butuh lebih banyak waktu dalam memahami maupun memaknai. Jaman internet dan sosial media sekarang, kadang orang hanya sebatas copy paste sudut pandang kreator. Celaka bagi penggemarnya, logika menjadi loncat-loncat karena hanya kumpulan asumsi orang lain. Atau pembelaan bertameng teori yang cocok bagi dirinya sendiri. Menjadikan seseorang menurun dalam kualitas kerangka berpikir, strategis, terstruktur, maupun taktis. Karena akses informasi berlebih sehingga sulit memfilter nalarnya. Menjadi generasi latah, hanya untuk short term memory. Atau sekedar cinta satu malam.