-
Geguritan Bab Pecat Nyowo
Pecat Nyowo Hai manungsa ngelingana Ing larane awak iro Ing anane iku lara Calon teko maring sira Arikolo arep mati Banjur teko lara sira Tekane lara iku Ana ing badan sira Olehe lara badan sira Nggone mlaku nyawa niro Lumakune saka siki Terus tekan dada niro Nggone mlaku nyawa iku Mondag mandeg kaping pitu Nek wis rampung kaping pitu Banjur nyawa age metu Ing ndalem sak andegan Luwih banget lara niro Ketimbang dicacahi Nganggo pedang awak iro Dicacah nganggo pedang Ambal kaping pituh puluh Mulane wong kang mati Sambat lara ngaduh-aduh Sambate wong kang mati Maring wong kang arep ngedusi Aja pisan seru-seru Nggonmu pada anggosaki Ing saiki aku iki…
-
Puisi Karya Sapardi Djoko Damono – Ia Tak Pernah
Ia Tak Pernah ia tak pernah berjanji kepada pohon untuk menerjemahkan burung menjadi api ia tak pernah berjanji kepada burung untuk menyihir api menjadi pohon ia tak pernah berjanji kepada api untuk mengembalikan pohon kepada burung
-
Puisi Chairil Anwar Merdeka
Merdeka Aku mau bebas dari segala Merdeka Juga dari Ida Pernah Aku percaya pada sumpah dan cinta Menjadi sumsum dan darah Seharian kukunyah kumamah Sedang meradang Segala kurenggut Ikut bayang Tapi kini Hidupku terlalu tenang Selama tidak antara badai Kalah menang Ah! Jiwa yang menggapai-gapai Mengapa kalau beranjak dari sini Kucoba dalam mati.
-
Puisi Karya Sapardi Djoko Damono – Yang Fana Adalah Waktu (1978)
Yang Fana Adalah Waktu Yang fana adalah waktu. Kita abadi memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga sampai pada suatu hari kita lupa untuk apa “Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?” tanyamu. Kita abadi.
-
Arti Peribahasa Air Dicencang Tiada Putus
Air Dicencang Tiada Putus Arti Peribahasa “Air Dicencang Tiada Putus” adalah persaudaraan tidak akan putus karena hanya perselisihian kecil.
-
Puisi Karya Sapardi Djoko Damono – Kenangan
Kenangan Ia meletakkan kenangannya dengan sangat hati-hati di laci meja dan menguncinya memasukkan anak kunci ke saku celana sebelum berangkat ke sebuah kota yang sudah sangat lama hapus dari peta yang pernah digambarnya pada suatu musim layang-layang Tak didengarnya lagi suara air mulai mendidih di laci yang rapat terkunci. Ia telah meletakkan hidupnya di antara tanda petik
-
Arti Peribahasa Di Mana Kayu Bengkok, Di Sana Musang Mengintai
Di Mana Kayu Bengkok, Di Sana Musang Mengintai Arti Peribahasa “Di Mana Kayu Bengkok, Di Sana Musang Mengintai” adalah orang yang sedang lengah mudah dimanfaatkan oleh musuhnya.
-
Arti Peribahasa Bagai Musang Berbulu Ayam
Bagai Musang Berbulu Ayam Arti Peribahasa “Bagai Musang Berbulu Ayam” adalah orang jahat bertingkah laku sebagai orang baik.