-
Satrio Piningit Kekinian – Cerita di Balik Orang-Orang Belakang Layar
Dewasa ini, pergeseran fungsi peran manusia terhadap diri dan orang lain telah mengalami kalibarasi yang cukup tinggi. Peran diri sebagai makhluk individu dan sosial tersebut berkembang seiring pertumbuhan teknologi yang melampaui batas ruang dan waktu. Interaksi yang biasanya dilakukan dengan tatap muka kini bisa dilakukan secara online. Di media sosial pun hampir tiap detik kita disuguhkan informasi di dunia hiburan, politik, ekonomi baik dalam dan luar negeri secara faktual dengan hanya memegang smartphone di tangan. Pencitraan, hoax, afirmasi, komedi, religius dapat kita nikmati sesuai kanal yang diinginkan. Algoritma itu akan menggiring pola kesadaran manusia untuk memenuhi keinginan, walau tak jarang pula beresiko menyesatkan kita. Di balik semua itu ada peran…
-
Puisi Chairil Anwar Cintaku Jauh Di Pulau
Cintaku Jauh Di Pulau Cintaku jauh di pulau, Gadis manis, sekarang iseng sendiri. Perahu melancar, bulan memancar, Di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar. Angin membantu, laut terang, tapi terasa Aku tidak ‘kan sampai padanya. Di air yang tenang, di angin mendayu, Di perasaan penghabisan segala melaju Ajal bertakhta, sambil berkata: “Tujukan perahu ke pangkuanku saja.” Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh! Perahu yang bersama kan merapuh! Mengapa ajal memanggil dulu Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?! Manisku jauh di pulau, Kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri.
-
Sebuah Catatan Fase Peradaban
Bencana pada masa Nabi Nuh menutup zaman yang hingga kini tak dapat dijelaskan bagaimana bentuk, pola dan ciri peradabannya. Manusia berkelompok menyusuri tempat-tempat yang sesuai, demi mendapatkan wilayah yang aman dan tentram bagi kehidupan keluarganya masing-masing. Disini era nomaden dimulai, usaha untuk bertahan hidup dilakukan dengan berburu dan meramu, serta membuat perabot-perabot kasar sekedar untuk menangkap hewan buruan dan mengolahnya secara sederhana. Setelah era nomaden berakhir, peradaban selanjutnya berubah menjadi menjadi menetap, bercocok tanam dan beternak. Manusia mulai membentuk sistem administrasi sederhana (hukum adat) yang wajib dipatuhi oleh setiap warganya. Kekuasaan dilihat dari seberapa luas tanah yang dimiliki, sistem ini biasa kita sebut dengan feodalisme. Karena sistem bercocok tanam berpengaruh…
-
Arti Peribahasa Ada rotan Ada duri
Ada Rotan Ada Duri Arti Peribahasa “Ada Rotan Ada Duri” adalah kesenangan tentu ada kesusahan.
-
Arti Peribahasa Bagai Mencincang Air
Bagai Mencincang Air Arti Peribahasa “Bagai Mencincang Air” adalah mengerjakan perbuatan yang sia-sia.
-
Puisi Chairil Anwar Sia-Sia
Sia-Sia Penghabisan kali itu kau datang Membawaku karangan kembang Mawar merah dan melati putih: Darah dan suci Kau tebarkan depanku Serta pandang yang memastikan: Untukmu. Sudah itu kita sama termangu Saling bertanya: Apakah ini? Cinta? Keduanya tak mengerti. Sehari itu kita bersama. Tak hampir-menghampiri. Ah! Hatiku yang tak mau memberi Mampus kau dikoyak-koyak sepi.
-
Puisi Karya Sapardi Djoko Damono – Hatiku Selembar Daun
Hatiku Selembar Daun Hatiku selembar daun melayang jatuh di rumput; Nanti dulu, biarkan aku sejenak terbaring di sini; ada yang masih ingin kupandang, yang selama ini senantiasa luput; Sesaat adalah abadi sebelum kausapu tamanmu setiap pagi.
-
Arti Peribahasa Ada Pasang Turun Naik
Ada Pasang Turun Naik Arti Peribahasa “Ada Pasang Turun Naik” adalah kehidupan di dunia ini tak ada yang abadi, semua senantiasa silih berganti.